makalah laporan keperawatan komunitas
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 02 RT 004
KELURAHAN JURANGMANGU BARAT KECAMATAN PONDOK AREN
KOTA TANGERANG SELATAN
Disusun Oleh :
1.
Bang Ongkong (120210004)
2.
Dwi Putri Margarani (120210012)
3.
Khomarudin (120210037)
4.
Nitri Widayani (120210041)
5.
Noviyanti (120210042)
6.
Nurhutami Ismiati F (120210043)
7.
Ratna Nuryani (120210019)
8.
Rina Yuliati (120210046)
9.
Sundari (120210049)
10.
Veronica Dyan K (120210019)
11.
Virgiyati Tungga Dewi (120210051)
12.
Vita Herlina (120210024)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
SERPONG
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdullilah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
Judul “Laporan Praktik Belajar Lapangan Asuhan Keperawatan Komunitas Di
Rw 02 Rt 04 Kelurahan Jurangmangu Barat Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan 2015”. Adapun dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak
menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat motivasi dan bimbingan dari
berbagai pihak akhirnya kelompok dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup
baik.
Pada kesempatan ini,
kelompok ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Hj. Dyah Indrasuti BU,
S.SiT, MM. KES, selaku Kepala Puskesmas Jurang Mangu
2.
Ela Susilawati, SKp, M.Kep, selaku pembimbing materi
3.
Ns. Rodiana, S.Kep, M.Kep selaku koordinator mata ajar
4.
Ahmad Eru Saprudin, SKp,
M.Kep.,Sp.,Kep,.Kom, selaku koordinator mata ajar
5.
Eva Muta Ifa, S.KM, selaku pembimbing di Puskesmas
6.
Novi G,Amd.Keb selaku pembimbing lapangan Puskesmas
7.
Ketua RW 02 Desa Jurang
Mangu Barat
8.
Ketua RT 04 Bapak Sidiq,
selaku ketua RT 04 Desa Jurang Mangu Barat
9.
Seluruh kader Puskesmas
Jurang Mangu Barat, tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala dusun, yang telah
berperan aktif bersama-sama dengan mahasiswa.
Penulis
menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, maka apabila ada
kritik dan saran yang membangun sangat kelompok harapkan dari semua
pihak.Akhirnya dengan segala keterbatasan, kelompok mengharapkan laporan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan kelompok khususnya.
Penulis
Kelompok 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional.Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu dikembangkan agar
lebih mendorong peran serta masyarakat (GBHN, 1993:Nining R, dkk, 2002).
Selama lebih dari lima dekade Indonesia selalu diharapkan dengan
masalah kesehatan masyarakat yang cukup klasik yaitu masih tingginya kekurangan
kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Upaya untuk mempercepat peningkatan
kesehatan lingkungan hal ini dapat dicapai melalui berbagai pendekatan, antara
lain adalah melalui penyuluhan dan kerja bakti.
Keperawatan
sebagai salah satu tenaga kesehatan perlu berperan serta dalam pembangunan
bidang kesehatan dan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan keperawatan
dimasyarakat.Pelayanan keperawatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat tersebut dan dilaksanakan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.
Dalam
rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya
kesehatan telah diselenggarakan.Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui
puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukannya, yang merupakan sistem pelayanan
kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam sistem kesehatan nasional dengan
melibatkan peran serta masyarakat. Beberapa upaya kesehatan masyarakat yang
memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah
berbagai pelayanan dasar puskesmas khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak,
perbaikan gizi, keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan
pencegahan penyakit menular, penyuluhan
kesehatan dan lain-lain yang mencakup 18 usaha kesehatan pokok puskesmas dan
upaya perawatan kesehatan masyarakat melalui pos pelayanan terpadu (posyandu)
(Effendy, 1995).
Pemerintah telah
berupaya mengatasi masalah kesehatan dengan upaya promotif, preventif,kuratif,
dan rehabilitative, namun hasil dari kinerja pemerintah belum semuanya
berdampak positif karena masih perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk
bekerjasama baik itu dari lintas sektoral maupun lintas program.
Kontribusi
terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur pemerintah, tetapi dari
semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi pendidikan kesehatan seperti
halnya studi keperawatan (Stikes Banten). Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka kami Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes BANTEN tahun
2014/2015 melaksanakan pengambilan data Keperawatan Komunitas di Wilayah RW
002, RT 04 Kelurahan Jurang Mangu Barat, pengambilan data di lakukan dengan
menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi
masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan mandiri,
dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan
pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan
cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau permasalahan dan
menyusun rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan
yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang
telah dilakukan.
1.2
Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan
umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori
keperawatan komunitas yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata
dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas secara komrehensif di RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat.
1.2.2
Tujuan khusus
1.
Melakukan pengumpulan data
hasil pengkajian pada masyarakat RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat
2.
Melakukan anilasa data hasil
pengkajian pada masyarakat RW 002, RT 04-02 kelurahan Jurang Mangu Barat
3.
Menentukan diagnosa
keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat RW 002, RT 04 kelurahan Jurang
Mangu Barat
4.
Menginformasikan hasil
analisa data hasil pengkajian di RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat
5.
Memberikan gambaran masalah
kesehatan yang ada di RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat
6.
Menginformasikan tentang
prioritas masalah yang ada di RW 002, RT
04 kelurahan Jurang Mangu Barat
7.
Menginformasikan perencanaan
Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat
8.
Menginformasikan pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Komunitas di RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat
9.
Memberikan informasi
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik keperawatan komunitas di
RW 002, RT 04 kelurahan Jurang Mangu Barat
10. Memenuhi salah satu laporan akhir mata ajar Keperawatan Komunitas
1.3
Manfaat
1.3.1
Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status kesehatannya
dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau menyelesaikan
permasalahan tersebut.
1.3.2
Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah
kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khusus tentang kesehatan.
1.3.3
Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang
kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna
membantu program kesehatan pada masyarakat.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang,
pola piker, atau model pengembangan kesehatan yang bersifat holistic, melihat masalah kesehatan yang
dipengaruhi oleh banyak factor yang bersifat lintas sector, dan upaya lebih diarahkan
pada peningkatan, pemeliharaan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit
atau pemulihan kesehatan. Secara makro, paradigm sehat berarti bahwa
pembangunan semua sector harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan,
paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat.secara mikro, paradigma sehat berarti bahwa pengembangunan
kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan
upaya kuratif dan rehabilitative.
Kesehatan merupakan hak dasar manusia
dan merupakan salah satu factor yang sangat menentukan sumber daya manusia,
disamping juga merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri.Oleh karena itu,
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serat dilindungi dari
ancaman yang merupakannya.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh
banyaknya factor, antara lain: 1) lingkungan, 2) perilaku, 3) pelayanan
kesehatan, dan 4) keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi
derajat kesehatan. Termasuk lingkungan adalah : a) keadaan pemukiman, b) tempat
kerja, c) sekolah, d) tempat umum, e) air, f) udara
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Komunitas adalah sekelompok individu
yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai – nilai keyakinan dan minat
yang relative sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan (
Mubarak dan Cayatin 2009 : 2 ). Berikut juga dijelaskan menurut WHO tahu 1974
mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok social yang ditentukan oleh
batas – bataswilayah, nilai – nilai keyakinan dan minat yang sama serta ada rasa
saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya.
Keperawatan komunitas adalah suatu
sintesis dari praktik keperawatan dan preaktik kesehatan masyarakat yang
diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk (American
Nurses Association, 1973 ). Menurut WHO 1974 Keperawatan Komunitas mencakup
perawatan kesehatan keluarga juga kesehatan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta
memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada
mereka sebelum mereka meminta batuan kepada orang lain.
Asuhan keperawatan komunitas adalah
lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu
keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari
program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih bersar yang ditujukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan ( WHO, 1999).
Keperawatan kesehatan
komunitas mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan kcsehatan
masyarakat (American Nursing Assosiasion, 2004).
Definisi keperawatan kesehatan
komunitas, yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan
profesional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan
komunitas.menurut American Public Health Association (2004).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah
suatu upaya pelaksanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim
kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih
tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 1986).
Keperawatan kesehatan masyarakat
(perkesmas) adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu. Pelayanan tersebut ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
dapat mandiri dalam upaya kesehatannya (Depkes, 2006).
Keperawatan
Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Pradley, 1985: Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah
suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan
yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Ruth B.
Freeman, 1961)
2.3 Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan
kesehatan adalah sebagai pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat yang
mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses kesehatan masyarakat dan
kepentingan masyarakat yaitu perawat spesialis komunitas mengidentifikasikan
kebutuhan masyarakat, mengembangkan, mendekatkan dan mengevaluasi tujuan-tujuan
pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait ( niees dan MC,
Ewary, 2001). Perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari individu,
keluarga dan kelompok.Dalam upaya peningkatan perlindungan dan pemulihan
masyarakat. Tujuan model pengembangan kesehatan masyarakat adalah agar individu
dan kelompok masyarakat:
a.
Berperan
aktif dalam proses keperawatan
b.
Perubahan
perilaku
c.
Kemandirian
masyarakat
Perawat
spesialis komunitas perlu membangun dukungan kolaborasi dan koalisi sebagai
suatu mekanisme peningkatan peran aktif masyarakat dalam perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi dan implementasi.
2.3.1 Model Kemitraan
Keperwatan Komunitas dalam Pengembangan kesehatan Msyarakat.
Focus
kegiatan promosi kesehatan adalah konsep pemberdayaan dan kemitraan. Konsep
pemberdayaan yaitu proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksi dengan masyarakat sedangkan kemitraan adalah kerjasama dua pihak atau
lebih. Kemitraan yang dijalani memiliki prinsip bekerjasama dengan masyarakat,
bukan bekerja untuk masyarakat.Perawat spesialis komunitas perlu membina
kemitraan dengan pihak terkait seperti profesi kesehatan lain seperti
puskesmas, donatur, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat dan lain-lain.
2.3.2 Ideologi Entereneurialisme
Dalam Kemitraan Keperawatan Komunitas
Perwat spesialis
komunitas dalam membina kemitraan dimasyarakat perlu memiliki ideologi
kewirausahaan sebab tindakan dan kebijakan yang diambil selalu berkaitan dengan
perubahan kehidupan masyarakat baik social, ekonomi, dan politik (William,
korsehing, allen, 2004). Ideology kewirausahaan memiliki dua karakter:
1.
Prinsip
ekonomi, perawat komunitas berupaya membela dan memperjuangkan hak-hak keadilan
masyarakat dalam system pelayanan kesehatan (advocator).
2.
Prinsip
penentuan nasib sendiri, perawat melaksanakan peraktek legal (mandiri/
kelompok) sesuai dengan PERMENKES No. 1239.2001.
2.3.3
Analisa
Pemanfaatan Model Kemitraan Komunitas
Berdasarkan penjelasan model kemitraan keperawatan
komunitas dalam pengembangan kesehatan komunitas, maka perlu dianalisis dari
beberapa aspek yaitu:
1.
Keperawatan
spesialis komunitas
a.
Dapat
dikembangkan model praktek keperawatan komunitas yang trintegrasi antara
praktik keperawatn dengan basis riset ilmiah
b.
Mengenalkan
model praktek keperawatan komunitas
c.
Menigkatkan
proses berfikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat
d.
Meningkatkan
jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sector terkait
e.
Meningkatkan
legalitas praktek keperawatn spesialis komunitas
f.
Mendorong
praktik keperawatan komunitas yang professional
2.
System
pendidikan keperawatan komunitas
a.
System
pendidikan keperawatan spesialis komunitas yang professional dan aplikatif.
b.
Meningkatkan
kepercayaan diri perawat pada umumnya dan perawat spesialis komunitas pada
khususnya
c.
Menunjukan
peran baru perawat spesialis komunitas
d.
Sejak
awal mahasiswa komunitas dikanalkan dengan kegiatan intervensi keperawatan pada
pengembangan kesehatan masyarakat, yaitu: kolaborasi, kemitraan, dan
pengembangan jaringan kerja.
e.
Meningkatkan
kesiapan mahasiswa pendidikan keperawatan spesialis komunitas dalam praktik
keperawatan komunitas.
f.
Merumuskan
bentuk pembelajaran keperawatan komunitas yang inovatif.
3.
Regulasi
a.
Mendorong
para pengambil kebijakan dan elemen-elemen yang terkait lainnya untuk
memberikan perhatian dan dukungan pada model praktik keperawatan komunitas
b.
Mendorong
pemerintah mengeluarkan regulasi yang dapat memberikan jaminan pada
penyelenggaran praktik keperawatan komunitas yang profesional.
c.
Mendorong
terbentuknya system monitoring dan evaluasi yang efisien dan efektif
4.
System
pelayanan kesehatan
a.
Memperkenalkan
dan meningkatkan system praktik keperawatan komunitas sebagai subsistem
kesehatan nasional
b.
Meningkatkan
jaringan kerja pelayanan kerja yang berbasis rumah sakit dan masyarakat
c.
Meningkatkan
jaringan kerja pelayanan keperawatan komunitas dengan elemen-elemen dalam
masyarakat.
d.
Mengarahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada paradigma sehat atau
mengutamakan upaya prevemtif dan promotif
e.
Mempercepat
pencapaian Indonesia sehat 2010 melalui kabupaten/ kota sehat, kecamatan sehat
dan desa sehat.
f.
Menuruinkan
angka pelayanan dirumah sakit
g.
Membentuk
model praktik keperawatan komunitas bagi daerah-daerah lain di Indonesia
h.
Meningkattkan
system informasi masyarakat berbasis pelayanan keperawatan
i.
Meningkatkan
jaringan kerja dengan profesi keperwatan yang lainnya
5.
Masyarakat
a.
Meningkatkan
aksebilitas masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
b.
Meningkatkan
pelayanan pasca kesakitan (pasca hospitalisasi pada masyarakat)
c.
Meningkatkan
peran serta aktif individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dalam
pengembangan keehatan masyarakat
d.
Meningkatkan
kapsistas, partisipasi, dan kepemimpinan anggota masyarakat dalam pengembangan
kesehatan masyarakat
e.
Meningkatkan
kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja antar elemn masyarakat dalam
pengembangan kesehatan masyarakat
f.
Meningkatkan
pengetahuan, kepercayaan dan.nilai-nilai masyarakat dalam hidup berprilaku
sehat
g.
Meningkatkan
perilaku hidup bersihdan sehat masyarakat terutama upaya kesehatan mandiri yang
bersifat preventif dan promotif
h.
Menurunkan
insiden penyakit menular berbasis masyarakat dan lingkungan
2.3.4
Implikasi
Model Dan Pengembangan Kebijakan Keperawatan Komunitas dan Promosi Kesehatan
1.
Implikasi
model pada pengembangan kebijakan keperawatan komunitas
a.
Dorong
penyusunan undang-undang tentang profesi perawat
b.
Disusun
kode etik dan standar kompetensi perawat spesialis komunitas Indonesia
c.
Disusun
standar pelayanan praktek keperawatan komunitas
d.
Disusun
system keperawatan komunitas termasuk system pendidikan berkelanjutan
e.
Dibentuk
kolegia perawat spesialis komunitas untuk meningkatkan standar mutu pelayanan
f.
Dibentuk
suasana praktik keperawatan komunitas
yang berbasis pada penelitian ilmiah
g.
Menyusun
integrasi antara system pendidikan perawat spesialis komunitas dengan praktik
perawat spesialis komunitas
2.
Implikasi
Model Pada Promosi Kesehatan
a.
Meningkatkan
peran dan fungsi perawat spesialis komunitas sebagai coordinator, kolaborator,
penghubung, advokad, penemu kasus, pemimpin, pemberi pelayanan perawatan, role
model, pengelola kasus, referral resource, peneliti, community care agendan
change agen.
b.
Memberikn
pelayanan keperawatan berupa ASKEP/ kesehatan individu, keluarga, kelompok,
masyarakat, dalam upya meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyrakat dalam
rangka kemandirian dibidang keperawatan/ kesehatan
c.
Meningkatkan
kolaborasi, kemitraan dan jaringan kerja perawat spesialis komunitas dengan
masyarakat maupun elemen masyarakat terkait lainnya.
d.
Meningkatkan
upaya preventif dan promotif disbanding upaya kuratif dan rehabilitative
e.
Meningkatkan
3 upaya prefentif.
2.4
Konsep
Pengorganisasian Masyarakat
2.4.1
Definisi
Adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifiksikan
kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut,
dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai
dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada dimasyarakat
sendiri maupun dari luar dengan usaha secara gotong royong
(Ross Murayy) pada pengertian diatas ada 3 aspek penting yang terkandung
didalamnya yaitu:
2.4.2
Proses
a.
Masyarakat
Diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai:
1.
Bats-batas
geografis
2.
Suatu
kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih
besar
3.
Kelompok
kecil menyadari masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar
4.
Secara
bersama-sama mereka mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
b.
Memfungsikan
masyarakat
Untuk memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Menarik
orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk membentuk
kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat
2.
Menyusun
rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat
3.
Melakukan
upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat menyebarkan rencana tersebut.
c.
Pendekatan
1.
Spesific
content objective approach
Adalah pendekatan baik perseorangan (promoter kesehatan desa), lembaga
swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan
kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan suatu proposal
atau program kepada instansi yang berwewenang untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan tersebut. misal: program penanggulangan masalah keehatan:
sampah, pencemarn lingkungan.
2.
General
content objective approach
Adalah pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program pos pelayanan terpadu
yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus seperti
KIA, KB, Gizi, Imunisasi, Penanggulangan diare, Penyediaan air bersih, dan
penyediaan obt-obat essensial (penting).
3.
Process
objective approach
Adalah pendekatan yang lebih menekan kepada proses yang dilaksanakan oleh
masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifiksi masalah,
analisa menyusun perencanaan, penanggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan
sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Dan
yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah partisipasi msyarakat atau peran
serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan.
2.4.3
Model
Pengorganisasian Masyarakat
Dalam pengorganisasian komunitas ada tiga model yang dipergunakan, yaitu:
1.
Locality
development: peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri, prinsip:
keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam
penyelesaian masalah, mengembangkan keterampilan (individual/kelompok) proses
pemecahan masalah. Peran kita sebaga: pendukung, fasilitator, dan pendidik
(guru).
2.
Social
planning: perencanaan para ahli dan menggunakan birokrasi. Keputusan komunitas
didasrkan pada: fakta/ data yang dikumpulkan, membuat keputusan secara
rasional. Penekanan penyelesaian masalah bukan proses, harus cepat tujuan/
hasil. Pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk merubah masyarakat
dengan penekaan pada perencanaan. Peran perawat: sebagai fasilitator,
pengumpulan fakta/ data menganalisa dan melaksanakan program implementasi.
3.
Social
action: focus pada korban. Merubah komunitas pada: polarisasi/ pemusatan, isue
yang ada dikomunitas dengan menggunakan konflik/ konfrontasi antara penduduk
dan pengambilan keputusan/ kebijaksanaan. Penekanan proses atau tujuan. Focus
utama transfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perwat sebagai: aktivitas,
penggerak, dan negosiator.
2.4.4
Tahap-tahap
Pengorganisasian Masyarakat
1.
Persiapan
Social
Dalam praktek perawatan kesehatan tujuan persiapan social adalah mengajak
partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan selanjutnya sampai
dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program praktek
keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam tahap persiapan social ada 3 kegiatan:
a)
Pengenalan
Masyarakat
Pada tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal, sebagai pihak yang
bertanggung jawab secara teknis administrative dan birokratif suatu wilayah
yang akan dijadikan daerah binaan pendekatan terhadap informal leader umumnya
melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan
masyarakat. Pendekatan ini didahului melalui surat permintaan daerah binaan
yang akan dijadikan lahan praktek dilengkapi proposal rencana pembinaan suatu
daerah binaan. Selanjutnya langkah berikutnya mengadakan pendekatan terhadap
tokoh-tokoh masyarakat yang ada diwilayah tersebut.
b)
Pengenalan
masalah
Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh yang
benar-benar kebutuhan masyarakat pada saat ini.Hal ini dapat dilakukan melalui
survey kesehtan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas.Sehingga
masalah-masalah dirumuskan benar-benar masalah yang menjadi kebutuhan
masyarakat setempat. Oleh karenanya keterlibatan masyarakat sangat diperlukan,
sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka
sadar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut masalah yang ditemukan pada
tahap ini tentunya tidak hanya satu masalah, oleh karenanya perlu dilakukan
penyusunan skala prioritas penanggulangan masalah bersama-sama masyarakat
formal dan informal
c)
Penyadaran
masyarakat
Tujuan pada tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka
1)
Menyadari
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
2)
Secara
sadar mereka mau ikut berpatisispasi dalam kegiatan penanggulangan masalah
kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
3)
Mereka
tahu cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan keperawatan
sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka
Agar masyarakat dapat menyadari masalah
dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diperlukan
suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik dan istilah yang
sering digunakan dalam keperawatan komunitas dalam menyadarkan masyarakat
yaitu: lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk desa.
Hal yang mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah
1)
Libatkan
masyarakat
2)
Dalam
menyusun perencanaan penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang ada pada
masyarakat
3)
Hindari
konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat
4)
Kesadaran
dari kelompok-kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada kelompok
masyarakat yang lebih luas
5)
Adakah
interaksi dan interelasi dengan tokoh-tokoh masyarakat. Secara intensif dan
akrab sehingga mereka dapat dimanfaatkan untuk motifasi, komunikasi sehingga
dapat menggugah kesadaran masyarakat
6)
Dalam
mengatasi sifat-sifat masyarakat dapat memanfaatkan. Jalur kepemimpinan
masyarakat setempat dalam mendapatkan legitimasi dari pihak pemerintah setempat
untuk mempercepat kesadaran masyarakat.
2.4.5
Pelaksanaan
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:
a)
Pilihlah
kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
b)
Libatkan
peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah
c)
Kegiatan
disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumberdaya yang tersedia dimasyarakat.
d)
Tumbuhkan
rasa percaya diri dimasyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam
penanggulangan masalah
2.4.6
Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka
waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dengan dua cara:
a)
Selama
kegiatan berlangsung (penilaian formative) penilaian ini dilakukan untuk
melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai perencanaan
pengangulangan masalah yang disusun.penilaian ini juga dapat dikatakan
monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
b)
Setelah
program selesai dilaksanakan ( penilaian summative) penilaian ini dilakukan
setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan atau disebutkan juga penilaian pada akhir
program. Sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target tertentu dalam
pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum.
2.4.7
Perluasan
Merupakan pengembangan dari pada kegiatan yang akan dilakukan dan dapat
dilakukan dengan dua cara:
1)
Perluasan
kuantitatif
Yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan
apakah pada wilayah setempat atau diwilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat
2)
Perluasan
kualitatif
Yaitu perluasan arti mengingatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah
dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani
(Wahit iqbal Mubarak, 2005)
2.5
Pengembangan
Peran Serta Masyarakat Melalui Kelompok Kerja Kesehatan (POKJAKES)
2.5.1
Definisi
Kelompok kerja masyarakat (POKJAKES) adalah suatu wadah yang dibentuk
oleh masyarakat secara bergotong royong dengan kekuatan sendiri untuk:
1)
Menolong
diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan
kesehatan dan kesejahteraan
2)
Meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan yang sehat dan sejahtera
3)
Mengajak
masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan diwilayah RW dan RT nya.
2.5.2
Perlunya
POKJAKES
POKJAKES sangat diperlukan sebab:
1)
Dapat
meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap pembangunan kesehatan
diwilayahnya
2)
Dapat
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat didasarkan atas
prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat
3)
Dapat
memanfaatkan sumber daya (daya, waktu, tenaga, dan kemampuan) yang dimilki
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraannya
2.5.3
Ciri-ciri
POKJAKES
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, POKJAKES mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut:
1)
Atas
dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri sesuai dengan
masalah dan kebutuhan setempat
2)
Berprinsip
dari, oleh dan untuk masyarakat
3)
Kalau
ada bantuan dari luar, hanya bersifat melengkapi, memacu, mendorong dan
bukannya menggantungkan kepada orang lain
4)
Rencana
kegiatan POKJAKES disusun musyawarah oleh masyarakat bersama petugas kesehatan
5)
Kegiatan
POKJAKES digerakkan oleh kader dibidang kesehatan yang telah dilatih. Kader
tersebut berasal dari masyarakat setempat POKJAKES menerapkan teknologi tepat
yang bisa dikelola dan diusahakan oleh masyarakat, dengan menggunakan dan
memperhatikan sumberdaya yang bersedia diwilayah perkotaan
2.5.4 Bidang Kegiatan POKJAKES
Kegiatan POKJAKES meliputi delapan
macam pelayanan kesehatan dasar yaitu:
1)
Pendidikan/
penyuluhan mengenai:
a.
Cara
mencegah dan menanggulangi penyakit
b.
Pemecahan
masalah kesehatan
2)
Peningkatan
dan persediaan makanan dan perbaikan gizi
3)
Pengadaan
air bersih dan MCK (mandi, cuci, kalkus) yang memadai jumlah memenuhi syarat
kesehatan
4)
Pencegahan
dan penganggulangan menyangkut penyakit menular
5)
Kesehatan
ibu dan anaktermasuk kegiatan keluarga berencana
6)
Pemberian
kekebalan terhadap penyakit infeksi yang utama misalnya: TBC, Difteri, Polio,
Campak, Hepatitis.
7)
Penyediaan
obat-obat penting
8)
Pengobatan
sederhana terhadap penyakit umum dan luka-luka
2.5.5
Tugas-tugas
pokok POKJAKES
1)
Mengidentifikasi
dan memfasilitasi kesehatan ibu dan anak diwilayahnya
2)
Ibu
hamil dan menyusui
3)
Imunisasi
balita dan ibu hamil
4)
Gizi
balita/ PMT
5)
Motivasi
keposyandu
2.5.6
Mensukseskan
program MKKBS (norma keluarga kecil dan bahagia
1)
Pelayanan
KB
2)
Penyuluhan
usia subur
3)
Motivasi
keposyandu
2.5.7
Mengidentifikasi
dan memfasilitasi usia lanjut
1)
Kesehatan
usila
2)
Aktifitas
dan olahraga usila
2.5.8
Mengidentifikasi
dan memfasilitasi kesehatan remaja dan pemuda
1)
Penyuluhan
NAPZA
2)
Pergaulan
remaja dan pemuda
3)
Produktifitas
pemuda dan remaja
BAB 3
GAMBARAN
UMUM PUSKESMAS JURANGMANGU TIMUR
BAB 4
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan dan
perawatan dan kesehatan membutuhkan peran kita dalam bentuk dorongan dan
motivasi dari seluruh pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang kesehatan
khususnya kelompok kerja kesehatan puskesmas, kader, tokoh masyarakat dan
mahasiswa menyampaikan informasi dan penngkatan motivasi dari pihak yang
berkompeten dalam ilmu kesehatan.salah satunya dijembatani oleh praktek
komunitas sebagai sarana belajar bagi mahasiswa keperawatan dalam upaya
membangun derajat kesehatan masyarakat. Mahasiswa STIKes Banten khususnya yang praktek
di wilayah RW 02 RT 04 desa Jurang Mangu Barat Kec Pondok Aren Kelurahan Jurang
Mangu Barat Kota Tangerang Selatan, dimulai sejak tanggal 10 Agustus sampai
dengan 22 Agustus 2015 dalam
melaksanakan praktek keperawatan komunitas bersama puskesmas, kader,
tokoh masyarakat sebagai wadah kelompok kerja kesehatan RW 02 RT 04 desa Jurang
Mangu Barat Kec Pondok Aren Kelurahan Jurang Mangu Barat Kota Tangerang
Selatan, dan menetapkan 2 masalah kesehatan.
If you're looking to burn fat then you certainly need to start using this totally brand new personalized keto meal plan diet.
BalasHapusTo create this service, certified nutritionists, fitness trainers, and professional cooks have joined together to develop keto meal plans that are productive, convenient, economically-efficient, and delicious.
Since their first launch in early 2019, 1000's of people have already remodeled their body and health with the benefits a professional keto meal plan diet can offer.
Speaking of benefits; in this link, you'll discover eight scientifically-proven ones given by the keto meal plan diet.